Minggu, 13 Januari 2008

GITAR FENDER TELECASTER AERODYNE



Fender merupakan salah satu produsen gitar terkemuka yang ada di dunia. Mutu dari produk yang dihasilkan sudah tidak diragukan lagi. Tercatat series legenda yang dihasilkan seperti Stratocaster dan Telecaster menjadi impian dari setiap guitarist untuk memilikinya. Playability dan sound dari fender tidak perlu diragukan lagi. Satu saja yang banyak dikeluhkan oleh para guitarist tentang Fender: modelnya kuno dan membosankan. Series Fender yang lain seperti Jaguar juga tidak menunjukan perubahan yang radikal.

Hal ini membuat para eksekutif di Fender berpikir untuk melakukan perubahan, maka di keluarkan series showmaster dengan memperlihatkan bentuk dan sound yang beda dari seri Fender yang tradisional. Hasilnya tidak mengecewakan. Keberhasilan dari showmaster series membuat Fender ingin melakukan hal serupa kepada seri legenda mereka yang lain (melakukan modifikasi).

Fender Aerodyne Telecaster merupakan salah satu contoh. Gitar ini membuat setiap guitarist tertarik untuk mencobanya. Bentuk bodynya masih seperti telecaster yang lain tetapi warna dan pernik-pernik, dan soundnya, definitely bukan telecaster!!


Features
Memiliki body yang terbuat dari kayu basswood berwarna hitam dan memiliki list berwarna putih dipinggir body, membuat gitar ini menjadi sangat manis bentuknya. Sementara necknya terbuat dari kayu maple, dan kayu rosewood untuk finger board, 22 medium jumbo fret. Perfect!! Black and Beauty. Siapapun yang pernah bilang telecaster bentuknya membosankan harus menarik kembali perkataannya.

Memiliki 2 buah pick up, satu buah soap bar pick up di bridge (jarang sekali fender menggunakan soap bar pick up) dan single-coil pickup di bridge. Perpaduan ini membuat sound guitar ini menjadi sangat unik. Untuk mengatur penggunaan pick up, digunakan three-way selector. Sementara untuk bridge digunakan six-saddle hard-tail bridge ala telecaster.
Kalau kita lihat secara keseluruhan gitar ini merupakan gabungan dari style fender yang classic dengan desain baru yang lebih innovative.

Playability
Fender-lah no comment! Kalau eloe pecinta Ibanez, 80's rock guitar Jackson, Hamer, dkk yang menggunakan neck pipih, rasanya agak kurang cocok dengan guitar ini. Tetapi pecinta Fender dengan neck gemuknya yang khas pasti suka.

Sound
Ini yang agak unik, para pecinta fender tradisional pasti merasa ada yang berbeda di guitar ini. Soap bar pick up di bridge membuat soundnya menjadi lebih tebal dibanding telecaster tradisional tetapi single coil pick up di bridge membuat nuasa twangky sound ala Fender tidak hilang. Dengan kata lain bright sound telecaster yang terkenal masih bisa kita dapat tetapi ada bonus dari soap bar yang membuat kita dapat memainkan sound yang sedikit berat.

Secara garis besar gitar ini direkomendasikan bagi para pecinta Fender yang ingin mendapatkan nuansa yang berbeda dari telecaster. Layak buat dikoleksi, berita terakhir yang beredar dari gitar ini, bahwa tipe ini akan discontinued karena masalah copyright.

Bagi para guitarist yang suka bermain agak heavy aerodyne could be use for your main axe. Untuk memainkan clean sound Aerodyne masih belum hilang kesaktiannya. Tapi mesti diingat bagi para humbucker lover walaupun telah menggunakan soap bar di bridge, tone humbucker tetap tidak bisa didapat. Tetapi sekali lagi ini masalah selera. Skala 1-10 kami berani berikan Fender Aerodyne 9. Keep on Rockin'!!!!!!




Oleh: Vidi Rosen

Ibanez Paul Gilbert Model - PGM 30 ( ***½ )



"Gitar Rock yang sederhana dengan tonal yang luas dan bervariasi"

Oleh : Kinwie

Click for larger version Seri Ibanez PGM adalah gitar yang sangat simpel untuk cara pengaturan sound-nya karena hanya terdiri dari 1 Volume & 1 Switch 5 posisi. Pada seri PGM 30 dengan konfigurasi Pickup H-S-H ini, Ibanez melengkapinya dengan Floyd Rose Lo-TRS Tremolo yang bekerja cukup baik dengan "tension" yang ringan sehingga semua teknik Whammy Bar dapat dimainkan dengan mudah tanpa ragu senar menjadi fals.

Letak Volume yang jauh dari Tremolo sesuai desain Paul memberikan kebebasan agresifitas tangan kanan untuk memainkan ritem yang progresif dan teknik Speed Picking tanpa ragu tangan menyenggol dan merubah Volume. Tetapi jika menggunakan Tremolo Bar (handle), agak sulit untuk pengaturan Volume karena tangan kanan harus melewati Tremolo Bar dahulu.

Suara yang dihasilkan dari PGM 30 dengan "setting" Pickup standar pabrik cukup tebal untuk Sound distorsi dengan Gain yang besar dari Humbucker Neck & Bridge sehingga sangat cocok untuk memainkan Ritem & Solo Rock/Metal yang "Powerful". Sound Clean yang jernih bisa didapat pada posisi Switch ke-2 & ke-4 untuk karakter Single Coil yang "Bright" dan "Punchy". Suara Pickup tengahnya (Single Coil) bagus sekali dan memiliki karakter yang cocok untuk tipe suara yang "Bluesy" dan "Strat".

Click for larger version Sewaktu menggunakan efek distorsi, hanya dengan mengurangi Volume menjadi 2 s.d 3½ bisa didapatkan Sound Crunch dan Semi-Clean yang "Bright". Sehingga untuk berpindah ke Sound Clean tidak perlu mematikan efek, cukup hanya dengan memutar dan mengurangi Volume saja.

Desain ukuran Neck yang agak tebal menghasilkan "Tone" yang baik namun kurang nyaman dimainkan bagi ukuran tangan yang lebih kecil. Tonal yang dihasilkan massa Body dengan jenis kayu Light Basswood (agak ringan) kurang sebanding dengan Tonal Neck-nya. Namun sangat membantu sewaktu tampil "Live" karena gitar ini cukup ringan sehingga tidak lelah walau lama dimainkan diatas panggung.

Harga net berdasarkan survey terakhir: Sekitar 6,5 - 9 juta.


Forum Diskusi Tentang Gitar PGM:
http://gitaris.com/forum/showthread.php?s=&threadid=5

Produk ini dapat dibeli di (beritahu Anda mendapatkan info ini dari Gitaris.com):

Sumber Irama Agung
Jl. Pinangsia I No. 55 A
Jakarta
Telephone: (021) 6244821

sejarah gitar

SEJARAH GITAR

Artikel ini akan bercerita tentang sejarah yang diketahui tentang instrumen gitar sebelum tahun 1650. Disebut yang diketahui karena banyak evolusi tentang instrumen ini tidak diketahui tetapi hanya diambil dari gambar-gambar, pahatan dan lain-lainnya.

Alat musik Lute dari Eropa akan menjadi awalnya. Alat musik ini dikembangkan dari alat musik Arab yang bernama Oud dan memiliki antara 12 sampai 24 senar dimana alat musik ini dimainkan dengan memetik sepasang senar untuk 1 nada (seperti Anda memainkan gitar 12-senar). Senarnya dibuat dari catgut (sheep intestine) dan fretnya dibuat dari catgut yang diikat di seputar fingerboard/neck dengan beberapa fret dari kayu atau gading yang dilekatkan pada ujung atas soundboardnya. Fret dan soundboard memiliki ketinggian yang sama, berbeda dengan fret gitar jaman modern yang pada umumya lebih tinggi dari soundboardnya dan banyak inlay nya yang merupakan ornamen-ornamen. Bentuk instrumen ini menyerupai buah pir dan dibulatkan belakangnya seperti setengah bentuk buah melon. Bridge nya tidak memiliki saddle dan tuning head nya mirip dengan biola.

Theorbo merupakan variasi dari lute dengan beberapa extra senar. Perbedaannya dengan lute adalah bahwa Theorbo memiliki senar extra seperti tersebut diatas dan tuning head yang sejajar dengan necknya, dimana tuning head untuk lute mirip dengan biola. Nada-nadanya mencakup nada bass-bariton.

Arch lute merupakan instrumen yang mirip dengan lute tetapi Arch lute lebih condong ke arah melodi daripada lute.

Lute biasa distem dengan nada-nada tinggi. Jika gitar jaman sekarang distem di E, lute distem di A yang merupakan dua setengah nada lebih tinggi daripada E.

Lute bisa distem dan dimainkan sama dengan gitar (finger picking atau pick). Ini dinamakan new tuning. Bisa juga pasangan senar yang ketiga dari lute distem turun setengah nada dari new tuning. Steman untuk lute juga tidak distandardisasi sebelum pertengahan tahun 1700an. Para pemain bisa menyetemnya sesuai dengan kemauan mereka. Jadi tidak harus distem di A.

Lute sendiri bukan merupakan nenek moyang langsung dari gitar, tetapi merupakan satu dari pendahulunya. Yang penting disini adalah bahwa lute memberikan kontribusi besar kepada perkembangan gitar sampai kepada bentuknya yang sekarang ini. Dan di Spanyol, dimana gitar benar-benar dikembangkan, lute sering disamakan dengan moor yang menyebabkan lute tidak begitu populer.

Instrumen lain yang tidak kalah kontribusinya dalam perkembangan gitar adalah instrumen Cittern. Instrumen ini juga berbentuk menyerupai buah pir dengan bagian belakang yang rata, dengan empat atau lima pasang senar dari kawat dan dengan fretting yang permanen apakah itu diatonik seperti Appalachian Dulcimer ataupun chromatic seperti gitar modern. Tuning head sudah dipasang mirip seperti pada gitar atau mandolin. Stemannya sama dengan mandolin (in fifths) dengan fingering dan chord yang sama dan dimainkan dengan plectrum atau pick.

Guitarra Moresca merupakan instrumen dengan 4 pasang senar dengan bentuk oval menyerupai telur dan fretboardnya dilapisi dengan kulit seperti pada banjo. Popularitas instrumen ini adalah pada abad ke-13.

Guitarra Latina juga merupakan instrumen dengan 3 atau 4 pasang senar dengan bentuk body yang kecil menyerupai ukulele bariton dan gitar parlor. Instrumen ini cukup populer di abad ke-13. Fretboard nya dibuat dari kayu tetapi sisanya menyerupai Guitarra Moresca.

Guittern merupakan instrumen dengan 5 pasang senar dan dimainkan dengan fingerpicking atau pick. Bentuknya bervariasi tetapi yang paling umum adalah seperti bentuk biola dan mempunyai bridge dan tailpiece yang bisa digerakkan untuk mengencangkan senar, walaupun kadangkala senar dikencangkan di bridge yang tanpa saddle. Setiap pasang senar distem menurut unison tapi kadang-kadang disetem secara oktaf.

Chittarra Battente adalah instrumen yang menggunakan senar kawat dan mempunyai soundboard yang sudutnya dibuat ke belakang body. Populer di tahun 1500an dan menggunakan fret permanen dari besi.

Bandora merupakan variasi dari cittern dengan bagian body belakang yang rata dan berbentuk mirip dengan A-Style mandolin.

Vihuela De Mano berasal dari Spanyol dan merupakan instrumen dengan enam pasang senar. Bodynya cukup besar seperti gitar klasik jaman sekarang dan mempunyai beberapa lubang suara di atasnya. Instrumen ini menggunakan fixed bridge dan kemungkinan merupakan nenek moyang langsung dari gitar 12 senar USA yang masuk ke Amerika Utara melalui Mexico, Texas dan Louisiana.

Four Course Guitar memiliki 4 pasang senar, body berbentuk gitar dan soundboard yang rata, bridge dari lute dan bagian belakang dibuat setengah melengkung tetapi tidak terlalu membentuk bulatan. Instrumen ini berukuran seperti gitar anak-anak.

Five Course Guitar muncul sekitar tahun 1490 dan mirip dengan four course guitar dengan tambahan satu pasang senar bass. Instrumen ini dinamakan juga English Guitar.

Baroque Guitar muncul pada awal abad ke-17. Gitar ini menggunakan senar nilon, mempunyai body yang panjang dan slim dengan bagian atas dan bawah yang sama besarnya. Tuning headnya dibuat dari kayu dan dipasang seperti pada gitar klasik. Fretnya apakah terbuat dari kayu, metal ataupun gading adalah permanen.

Semua instrumen yang tersebut diatas kebanyakan mempunyai fingerboard yang sama tingginya dengan soundboardnya. Fingerboard yang dinaikkan seperti sekarang ini belum ada sampai dengan adanya Parlor Guitars.

Six String Guitar gitar yang sebenarnya, belum berkembang sampai dengan tahun 1750.

Parlor Guitars sangat mirip dengan Baroque Guitar dengan perkecualian bahwa tuning untuk Parlor Guitars biasanta lebih mekanikal. Kira-kira setelah 1820, bagian bawah body dibuat lebih besar dari bagian atasnya. Gitar ini mirip dengan Washburn tahun 1887.

Gitar klasik modern yang kita lihat sekarang ini belum berkembang sampai tahun 1840 di Spanyol.

Artikel ini merupakan ringkasan dan terjemahan.

Editor: Wowo

HOW TO BE A SIGNIFICANT GUITARIST

HOW TO BE A SIGNIFICANT GUITARIST


Sebetulnya, tidak ada tips and tricks mengenai hal ini. Industri musik adalah sama seperti industri lainnya yaitu BISNIS. Banyak sekali musisi yang tidak mengetahui akan hal ini hingga menyebabkan mereka gagal di industri keras ini. Ketika seseorang sudah berniat menjadi gitaris, mereka seolah meninggalkan semua pelajaran yang diajarkan di sekolahnya. Kebanyakan dari mereka sangat fokus ke skill dan melupakan dunia luar dan menjadi anti-sosial. Mengurung diri di kamar dan mengulik lagu selama berjam-jam itu sah saja tetapi biasanya tidak diimbangi dengan social networking sehingga ketika tiba saatnya keluar kamar dan memperlihatkan skill, mereka tidak tahu harus kemana.

Menurut saya, musisi itu harus bisa menjual diri.... ya, sell yourself, itulah yang dibutuhkan di industry ini agar orang notice bahwa anda adalah seorang gitaris berbakat yang bisa bermain sangat cepat. Oh, tetapi apa yang terjadi? Ketika anda sudah berada di luar kamar hasil berjam-jam mengulik lagu, anda mendapati bahwa sangat banyak sekali gitaris seperti anda, bahkan yang lebih cepat dari pada anda. Apa yang akan terjadi kemudian? Anda akan tenggelam diantara sekian banyak gitaris tersebut dan jangan harap bahwa anda akan dikenal dan menonjol karena anda hanya 1 dari sekian banyak gitaris yang bermain tipikal.

Apa yang akan anda lakukan?

Hhmm... mungkin memperbanyak referensi adalah salah satu hal yang bisa dilakukan. Bukalah pikiran anda dengan berbagai macam musik di dunia ini. Cobalah melihat dari sisi musik bukan skill. Nikmati saja musiknya, bukan image-nya, karena sekarang kita banyak sekali mendapati image musik itu lebih berpengaruh dari pada musiknya. Misalnya, anda tidak mau mendengar musik dangdut karena takut dibilang kampungan (maaf, ini hanya contoh saja). Disini, anda adalah korban dari pada kepicikan pikiran anda sendiri. Anda “melihat” musik bukan “mendengar” musik.

Hal berikutnya yang bisa anda lakukan mungkin adalah introspeksi diri sendiri. Cobalah anda berkaca sambil bermain gitar, lalu tanya pada diri sendiri “sebetulnya, style gue nih gimana sih?”. Bisa juga dengan menulis 10 kelebihan dan 10 kekurangan anda dalam bermain gitar. Disini akan terlihat sebetulnya, tipe gitaris seperti apa anda. Apakah anda sebetulnya hebat di tapping? Apakah anda jago sweeping? Apakah anda konstan dalam rhythm?

Dengan melihat kelebihan diri sendiri, anda akan menyadari bahwa anda adalah seseorang dengan beberapa kelebihan dan sebaiknya anda mulai semakin mendalami kelebihan ini dan tidak terlalu memikirkan kekurangan anda. Bahkan apabila mungkin, jadikan kekurangan anda ini sebagai kelebihan. Misalnya, anda ternyata sangat asyik bermain rhythm tetapi lemah dalam bermain lead. Manfaatkan rhythm anda itu menjadi kelebihan dengan memainkan beat dan tempo serta groove, lupakanlah mengisi lead gitar karena anda sucks... ya, anda payah bermain lead, jadi manfaatkanlah kelebihan rhythm anda.

Ingat, anda adalah produk. Suatu produk harus mempunyai USP (Unique Selling Point) untuk bisa mendapat attention diantara sekian banyak produk. USP itu didapatkan dari research. Ketika anda bergaul, anda sudah melakukan research. Anda akan semakin notice kalau anda mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki orang lain di dunia musik ini. So, lakukan research sebanyak mungkin dan akan lihat dimana anda bisa fit-in dan disitulah anda akan dikenal karena anda unik. Anda akan menjadi beda dari gitaris lain dan mempunyai karakter permainan sendiri.



Oleh : Iman Fattah
Penulis adalah anggota forum Gitaris.com yang juga bekerja sebagai music director dan produser rekaman.

Iman Putra Fattah
Music director

Digital Entertainment
Jl. Patra Kuningan VII, No.14
Jakarta 12950
phone : 021-5202687, ext. 115
iman@digitalbeatstore.com
www.digitalbeatstore.com

gramy awards

Selasa, 8 Januari 2008
THE ATTITUDE SONG RAIH GRAMMY
Meski berita ini sudah lewat sekitar 1 bulan yang lalu, namun tampaknya tak banyak yang mengetahui bahwa pada perhelatan Grammy Awards yang ke-50 akhir tahun 2007 lalu, Steve Vai berhasil meraih penghargaan untuk kategori Best Rock Instrumental Performance untuk lagu The Attitude Song yang diambil dari album Sound Theories Vol. I and II. Vai unggul dan menyisih kan sejumlah nominator lainnya seperti :
Metallica - The Ecstasy of Gold (Track from: We All Love Ennio Morricone)
Rush - Malignant Narcissism (Track from: Snakes & Arrows)
Joe Satriani - Always With Me, Always With You (Track from: Satriani Live!)
Bruce Springsteen - Once Upon A Time in the West (Track from: We All Love Ennio Morricone)

Senin, 07 Januari 2008

BERITA PANAS...!
4 Dec 2007 2:47am
Pertanyaan ini selalu muncul setiap kali kami bercerita tentang rencana konser tunggal GIGI. Kepada orang-orang yang dekat dengan kami, biasanya kami menjawab: “Memangnya kenapa dengan Jogja, dan apa anehnya dengan 11 Januari?”

Banyak yang penasaran dengan rencana besar GIGI diawal tahun 2008 itu, dan kami punya jawabannya, begini: Tanggal 11 Januari menjadi istimewa bagi GIGI karena lagu kami yang judulnya 11 Januari diterima masyarakat luas. Permintaan RBT lagu ini sangat tinggi, selain itu lagu ini jadi theme song sinetron Cinta Bunga yang saat ini tayang di SCTV.

Lalu kenapa Jogja. Sebenarnya kami juga mempertimbangkan Jakarta dan Bandung, tetapi akhirnya Jogja yang terpilih. Kami melihat Jogja sebagai tempat yang sangat bersejarah buat GIGI. Di kota inilah untuk pertama kalinya GIGI tampil di luar Jakarta, setelah album pertama kami keluar, tahun 1994.

Dan, lepas dari semua itu kota Jogja asyik banget. Respon penonton Jogja terhadap GIGI selalu hangat. Setiap pertunjukkan GIGI di Jogja selalu ramai, dan penonton banyak yang hafal lagu-lagu GIGI.

Lalu apa sih yang ditawarkan pada konser 11 Januari itu?

Yang pasti ini konser tunggal. Jadi GIGI benar-benar tampil sendiri tanpa band lain. GIGI akan membawakan sekitar 30 lagu yang kini repertoarnya tengah digodog antara GIGI dengan tim produksi dan kreatif. Pendeknya sebagai tontonan yang syarat entertainment akan ada banyak hal menarik yang bisa dinikmati.

Dari sisi produksi ada sedikit bocoran. Panggung GIGI akan dibuat megah dengan lighting dan audio-visual yang menyatu dengan repertoarnya. Ada beberapa gimik yang –sayangnya—tidak bisa kami buka di sin

SETUP GITAR

Berikut ini adalah beberapa sentuhan singkat dan sederhana untuk men'setup gitar anda, agar lebih optimal untuk dimainkan, dan menghasilkan tone yang maksimal pula.

Setting Truss Rod
Truss Rod adalah sebilah besi panjang yang ditanam didalam neck gitar, untuk mengatur agak neck gitar tetap pada keadaan lurus, tidak melengkung cembung, ataupun cekung (lihat gambar)



Apabila Neck Cekung, coba untuk lebih mengencangkan truss rod neck anda.
Begitu juga sebaliknya, apabila neck cembung, coba untuk lebih mengendurkan truss rod'nya.



Setting Action Senar & Tinggi Bridge
Mensetting action senar, maksudnya mengatur jarak antara senar dengan permukaan kayu pada fretboard neck. Semakin rendah, akan semakin ringan untuk dimainkan. Tapi hati hati, terlalu rendah bisa menyebabkan fretbuzz!
Mengubah action senar berarti juga mengubah tinggi rendah bridge, karena tinggi rendah bridge juga mempengaruhi tinggi rendahnya senar. maka untuk men'set action ini, satu satunya cara adalah melalui bridge. Berikut ini adalah gambar di bagian bridge manakah yang harus diputar putar untuk mengatur tinggi rendahnya (lihat gambar)



Setting Intonasi
Bagaimana caranya mengetahui gitar anda sudah memiliki intonasi yang baik? cobalah dengans sebuah tuner.
Bunyikan salah satu senar tanpa ditekan (misalkan senar satu yang bernada E), Lalu tekanlah di fret 12 dan bunyikan lagi. Apabila Nada'nya juga tepat E, maka intonasi gitar anda sudah OK!
Tetapi apabila lebih rendah sedikit dari E, maka majukan saddle bridge kearah pickup.
Dan apabila lebih tinggi sedikit dari E, maka mundurkan saddle bridge ke lawan arah pickup
lakukan juga terhadap semua senar, sampai semuanya memiliki intonasi yang baik.

Apa itu saddle bridge? saddle adalah tempat tumpuan senar di bridge.. (lihat gambar dibawah)



Tinggi Pickup
Ketinggian pickup juga harus diatur, jangan sampai terlalu dekat dengan senar, jangan juga terlalu jauh.
Terlalu jauh dari senar akan menyebabkan gain berkurang. Sedangkan semakin Dekat Pickup dengan senar, semakin hebat gain yang dihasilkan! Tetapi jangan terlalu dekat, bisa menyebabkan senar menyentuh magnet pole pieces dari pickup, dan mengeluarkan suara yang tidak diinginkan.
Ketinggian pickup dapat diatur hanya dengan memutar kedua skrup yang ada pada pinggir masing2 pickup.

ABDEE

"Gitaris papan atas yang jago sound engineering"


Click for larger version Nama Asli : Abdee Negara
Tempat/Tgl Lahir : Danggala, 28 Juni 1968
Gaya Permainan : Blues, Rock, (bebas)
Group Band : Slank
Pengaruh musikal : Keith Richard, Ry Cooder
Gitar Yang Digunakan : Extreme Telecaster Abdee signature, Fender Telecaster


Ia hijrah dari kota Palu ke Jakarta untuk menjadi musisi profesional. Pertama-tama ia bergabung bersama band Ecky Lamoh, Gideon Tengker, dan Henky Supit. Lantas kemudian menjadi session player untuk berbagai artis lain mulai dari Ermy Kulit sampai Trio Kwek-Kwek.

Namanya menjadi pembicaraan luas saat ia dan rekannya, Ridho didaulat sebagai gitaris baru Slank menggantikan Pay yang sudah mendarahdaging bagi para fans Slank saat itu. Awalnya, para Slankers sempat meragukan kapasitasnya sebagai salah satu pengganti Pay. Namun, kenyataannya kemudian sangat tidak sesuai dengan perkiraan awal para Slankers. Bahkan kontribusi yang diberikan oleh Abdee terhadap Slank bisa dibilang melebihi Pay. Maklum, selain sebagai gitaris, Abdee juga jago sound engineer. Abdee lah yang kini menangani pembuatan album-album Slank.

Album Tujuh yang dirilis tahun 1997 adalah debut albumnya bersama Slank. Di album itu ia menampilkan permainan yang ngeblues kepada para Slankers. Jika album-album Slank sebelumnya tidak pernah menembus angka 1 juta keping, dengan masuknya Abdee pada formasi baru Slank ini justru mampu meningkatkan penjualan album Slank. Abdee juga sering menampilkan permainan solo dengan menggunakan slide. Jika anda mendengar permainan slide didalam lagu-lagu Slank maka bisa ditebak, Abdee lah yang memainkannya.

Bersama Slank, Abdee telah merilis album Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1999), 999+09 1 dan 999+09 2, kemudian Ngangkang (2000), Virus (2001), Satu satu dan Bajakan (2003).

Selain sibuk bersama Slank, Abdee juga tercatat sebagai sound engineer dan produser untuk album grup musik lainnya seperti Seurieus. Ia juga menjadi salah satu clinician di majalah G Plus bersama anggota gitaris.com, Owen. Untuk gitar, Abdee menjadi endorser dan artis untuk merk gitar Extreme. Meskipun begitu, ia tetap menginginkan model Telecaster.

Editor: Diaz (neoclassicer@yahoo.com)

ADNIL

"Ingin menjadi gitaris terasik dunia-akhirat"


Click for larger version Nama Lengkap : Adnil Faisal
Nama Panggilan : Adnil
Tmpt / Tgl Lahir : Bogor / 6 Oktober 1977
Website Resmi : www.evorocks.com
Gitar : Washburn N4, Fender Stratocaster '74, Fender Bullett
Efek : POD XT Live
Gitaris Favorit : Eet Sjahranie & Nuno Bettencourt
Musisi Favorit : Dave Mathews, Phill Collins, Fariz RM
Pengalaman Band : Base Jam
Band Saat Ini : Evo


10 tahun lalu nama Adnil mulai dikenal bersama Base Jam. Setelah rilis 3 album, kemudian ia keluar dari band yang telah membesarkan namanya ini. Selama beberapa tahun namanya tak terdengar di industri musik tanah air. Rentang waktu tersebut ia isi dengan menjadi session player untuk beberapa band seperti Air (proyeknya Bengbeng bersama adik perempuannya), Tere, Audy, dan Ada Band.

Namun pada tahun 2006 wajahnya sering muncul di TV karena terlibat proyek Evo Band. Evo merupakan proyek band yang konsepnya mirip reality show ROCK STAR : INXS, yang mencari vocalis dengan mengadakan audisi seperti American Idol. Di band ini ia berpartner bersama Erwin (ex. Dewa 19), Didit (ex. Plastik), Angga, dan Ronald. Setelah mendapatkan Elda sebagai vocalis, kemudian Adnil dkk sedang bersiap untuk merilis album perdana Evo.

Editor : Diaz (neoclassicer @ yahoo.com)
Sumber : www.evorocks.com, Gitar Plus, dll.